Jumat, 21 Mei 2010

Hurt Report : Darah Muda Rentan Celaka


Mungkin anda sudah pernah tahu atau baca tentang “Hurt Report”, kalau di terjemahkan secara harfiah, ‘hurt’ berarti sakit, ‘report’ berarti laporan. Sebenarnya laporan ini gak ada hubungannya tentang rasa sakit, hanya saja laporan ini dibuat oleh seorang profesor dari University of Southern California Traffic Safety Center, bernama Professor Harry Hurt. Makanya namanya “Hurt Report”.

“Hurt Report” ini sebenarnya adalah kerjaanya DOT (Department Of Transportation) di Amerika pada tahun 1976, dan selesai dibuat pada tahun 1981. Nah professor Harry Hurt inilah yang ketiban kerjaan buat melakukan penelitian atas penyebab kecelakaan dan cara penanggulangannya.

“20. Motorcycle riders between the ages of 16 and 24 are significantly Overrepresented in accidents; motorcycle riders between the ages of 30 and 50 are significantly underrepresented.” – Pengendara motor dengan umur antara 16 hingga 24 tahun secara signifikan tampak dalam banyak kecelakaan; pengendara antara 30 hingga 50 tahun secara signifikan jarang ditemukan.

Hurt Report nomor 20 ini menyatakan bahwa anak muda lebih cenderung mengalami kecelakaan motor. Mungkin hal ini adalah hal yang sangat umum sekali, dimana yang namanya remaja umumnya masih belum bisa mengontrol emosi dan tidak berfikir jauh atas tindakan yang mereka lakukan.

Rasa bangga bisa bawa motor sendiri dan senang jalan-jalan bersama teman-teman adalah dunianya anak remaja, memang begitu kodratnya. Tapi kematangan berfikir, kesadaran akan keselamatan dan tanggung jawab juga hendaknya mereka kuasai sebelum “berkenalan” dengan yang namanya motor. Tanpa hal-hal ini, anak-anak itu bisa saja justru bisa menyakiti diri mereka sendiri hanya karena kurang dapat menahan emosi dan kurangnya pemahaman akan pentingnya keselamatan.

Bagi kita semua pengendara motor, sudah tua ataupun masih muda, kita semua merasakan betapa emosi selalu di-”coba” dijalan raya. Dalam keadaan biasa saja, kalau di salip motor lain dengan tidak sopan kita pasti marah dan emosi melonjak. Sekarang masalahnya adalah apakah kita membiarkan emosi itu tetap melonjak dan terpancing oleh suasana. Jujur saja, yang tua pasti akan berfikir dua kali untuk bisa terpancing, sementara yang muda ?

Mudah sekali kita temui dijalan anak-anak muda berkendara motor se-enaknya. Sukur-sukur kalau pakai helm dan gear yang baik, ini malah tidak pakai helm, kaus oblong seadanya, celana pendek dan sendal jepitan. Dengan posisi duduk “mengsong” sekenanya. Walah… sedikit kesalahan saja cukup untuk mengantar anak ini ke penyesalan seumur hidup. Ngeri melihatnya.

Balapan liar dijalanan pada mendekati tengah malam dibilangan jalan-jalan pelosok kota, mereka semua anak-anak muda. Banyak sudah yang mengalami nasib na’as terjatuh saat beradu kecepatan. Dari yang luka ringan hingga yang meninggal. Mereka menyia-nyiakan umur yang masih panjang.

Sayangnya, hal ini di-perparah justru oleh banyak orang tua di Indonesia ini. Budaya “miskin” masih sangat meresap dalam kehidupan kita. Punya duit dikit, anak langsung dibelikan motor. Tanpa memikirkan bahwa apakah anak sudah cukup umur atau sudah punya tanggung jawab untuk menjaga motor dan dirinya sendiri. Yang penting merasa derajat terangkat karena tetangga melihat kalau anaknya bawa motor baru. Lengkap sudah.

Nah, para orang tua, kapan anda mulai membelikan anak anda sebuah motor baru ? kalau sudah punya uang ? pikirkan lagi.

Ayo Safety Riding untuk keselamatan bersama, pilih Honda sebagai motor yang aman karena Honda Pelopor Safety Riding di Indonesia, cuma Honda yang benar-benar Peduli.


0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca artikel ini, mohon komentar anda dan jangan bosan untuk membaca artikel lainnya, tulis nama anda setelah berkomentar, trims.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Mohon di Klik

Entri Populer