Rabu, 01 Juni 2011

Ekpedisi Raflesia VII KPPL Bengkulu

MEKARNYA bunga rafflesia memang selalu menjadi perhatian banyak orang, karena memang sangat jarang ditemui. Kali ini mekarnya bunga yang menjadi ikon Provinsi Bengkulu itu kembali mekar di Desa Tebat Monok dengan diameter kurang lebih 70 cm. Mekar sejak Rabu, 25 Mei 2011, Lokasi "pintu masuknya" berada sekitar 500 meter setelah gerbang perbatasan Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Kepahiang, ditempuh sekitar 1 jam menggunakan sepeda motor dari Kota Bengkulu.


Rafflesia Arnoldii mekar sempurna hari ke-5


Dari pinggir jalan,Lokasi menuju tempat tumbuhnya bunga pun lumayan jauh sekitar 300 meter dari tepi jalan. Ada spanduk penunjuk dan bendera utk memudahkan menemukan lokasi. Medan yang akan dilalui membuat serasa benar-benar berpetualang ke hutan belantara.

Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu dalam Ekspedisi Rafflesia VII, Minggu 29 Mei 2011


Dari pintu rimba, kita akan melewati jalur menurun yang cukup licin sekitar 200 meter, lalu selanjutnya sekitar 100 meter menyusuri anak sungai.

Ramenta, inilah yang menetukan jenis spesies Bunga Rafflesia


Piringan tengah Rafflesia "Diskus" dan Duri-duri "Prosesus"


Knop/Bongkol Rafflesia, cikal bakal bunga Rafflesia


Ekspedisi Rafflesia VII


Minggu, 29 Mei 2011 Pukul 08.30 WIB, Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu melanjutkan Ekpedisi Rafflesia VII, rekan-rekan KPPL yang ikut cukup banyak dibanding ekspedisi sebelumnya. Danau Dendam Tak Sudah jadi lokasi untuk berkumpul sebelum berangkat, ada yang pake motor dan ada juga pake mobil. Pukul 10.00 kita mulai konvoi menuju hutan Bengkulu.


Pukul 11 lewat kita sampai di lokasi, bertemu dengan Pak Holidin Bersaudara yang selalu semangat menjaga dan mengelola habitat Rafflesia. Kurang Lebih setengah jam kita beristirahat sejenak duduk di bangku panjang bambu buatan pak Holidin bersaudara, memulihkan kondisi tubuh yang cukup letih menempuh perjalanan selama kurang lebih 1 jam, sambil berbincang-bincang dengan pak Holidin dan rekan-rekan KPPL.


Pukul 12.30 kita memulai penjelajahan, menyusuri 300 m hutan dan akhirnya melewati anak sungai yang mengalir jernih. Rafflesia Arnoldii kali ini mekar sempurna dengan diameter 75cm. Tampak beberapa serangga hinggap di kelopak dan prosesus (duri pada bagian dalam bunga). Di lokasi ini ada 11 bongkol/cikal bakal Rafflesia, 2 diantaranya diperkirakan bulan Juli 2011 nanti bakal mekar, kemungkinan bisa mekar 2 Rafflesia sekaligus dalam waktu yang bersamaan.

kita juga menemukan bunga cantik berwarna pink seperti bunga unji sejenis jahe2an yang ternyata informasi dari dang Tun Jang bunga ini adalah
Hornstedtia rubra. bisa lihat poto lengkapnya di

http://www.facebook.com/media/set/?set=a.1799653957255.2095580.1416979848, juga ulat kaki seribu dengan ukuran yg lumayan besar. disini juga tumbuh tanaman kibut jenis Gigas tetapi masih kecil, juga tanaman paku2an raksasa.


Hornstedtia rubra


Tanaman Kibut, Jenis Gigas

Ulat Kaki Seribu

Pukul 14.00 kita kembali naik keatas, benar-benar melelahkan tapi puas banget. Diatas kita kembali istirahat sambil sharing-sharing kembali bersama rekan-rekan komunitas dan Pak Holidin, Tak disangka pak Holidin memberi kami oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Bengkulu "Sekarung Alpukad" wow :D makasih banyak Pak Holidin dan keluarga :)

Kita akhirnya berphoto bersama dan pukul 15.00 kita berpamitan untuk pulang :)

Nantikan Ekspedisi Rafflesia VIII di akhir bulan Juli 2011 bersama KPPL Bengkulu, rasakan serunya berpetualang bersama menjelajahi hutan hujan tropis bengkulu yg eksotis. (SOFIAN)



Selasa, 31 Mei 2011

Air Terjun "Curug Embun" Kepahiang



Setelah menjelajah hutan Bengkulu dalam ekspedisi Rafflesia VII bersama KPPL Bengkulu, Minggu 29 Mei 2011, saya dan beberapa teman melanjutkan perjalanan ke kota Kepahiang. Di pasar Kepahiang kita membelil nasi bungkus utk bekal perjalan menuju Objek wisata Air terjun Curug Embun. dari Pasar Kepahiang menuju lokasi air terjun waktu tempuh dgn kendaraan bermotor kurang lebih sekitar 15 menit.
Sampai di sana ada papan nama petunjuk utk menuju lokasi, motor menumpang parkir di rumah penduduk setempat, kebetulan sang pemilik rumah sedang mengumpulkan kopi yg telah di jemur, dengan ramah mempersilahkan kami memarkirkan motor. Di lokasi ini banyak sekali tumbuh bunga2 yg indah dan berwarna warni.
Ketika memasuki lokasi menuju air terjun, disepanjang sisi jalan kita menemukan lagi berbagai macam bunga2 yg indah dan juga tanaman kopi. Berkebun Kopi nampaknya menjadi mata pencaharian utama penduduk disini.

Untuk memasuki kawasan air terjun ini kita dipungut retribusi 2 rb rupiah/org, dan parkir 2 rb/kendaraan.

Air terjun Curug Embun Kabawetan ini memiliki daya tarik tersendiri karena merupakan air terjun dengan ketinggian 100 meter dan panorama pegunungan dengan udara yang sejuk. di sepanjang pinggiran air terjun tumbuh banyak tanaman bunga yg cantik.

Beberapa anak-anak penduduk asli asyik mandi dikedalaman 4 m, membuat kami jadi ingin mandi jg, karena waktu sdh sore akhirnya kami melanjutkan perjalanan pulang ke Bengkulu melewati perkebunan teh kabawetan, udara sejuk selalu menemani kami selama perjalan dengan panoraman pemandangan alam yg luar biasa indah.
Memasuki kawasan Ds. Tebat Monok, kami singgah sebentar untuk membeli oleh2 buah2an yang banyak dijual penduduk setempat di pinggir jalan, ada pisang, pepaya, ubi jalar, alpokad, dll. Ekpedisi kali ini benar2 luar biasa :)

Bagi wisatawan dari luar bengkulu, Obyek wisata yg terdapat di Desa Tapak Gedung Kepahing Jl. Perum Kepahiang Beringin tiga ini , berjarak sekitar 60 Km dari Bandara Fatmawati Kota Bengkulu dan dapat tempuh dengan kendaraan umum. Rute yang anda harus ambil setelah mendarat di Bandara Fatmawati yaitu menuju kabupaten kepahiang yang berjarak 60 km dari pusat Kota Bengkulu, Sesampai di kota Kabupaten Kepahiang, perjalanan dilanjutkan menuju Desa Tapak gedung yang berjarak 10 km dari kota Kepahiang. (SOFIAN)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Mohon di Klik

Entri Populer