Jumat, 04 Februari 2011

repost : Heboh, UFO Mendarat di Laut Ipuh


MUKOMUKO – Belum bisa dipastikan apakah ini ada keterkaitannya dengan dugaan mendaratnya pesawat UFO di Magelang yang bekasnya menyerupai crop circle, yang jelas dugaan mendaratnya pesawat UFO kali ini mencuat di Mukomuko.

Isu UFO mendarat ini muncul setelah ratusan warga Kecamatan Ipuh dan Air Rami, Selasa (2/2) malam menyaksikan dengan mata kepala sendiri ada fenomena alam unik. Apa pasal? Pasalnya warga melihat ada cahaya asing yang menerangi lautan di malam itu. Sebuah cahaya yang cukup terang sehingga menyedot perhatian warga di malam itu. Se Mukomuko pun heboh.

Banyak warga yang menerka-nerka sumber cahaya tersebut. Ada yang menyatakan cahaya tersebut berasal dari kapal yang terbakar. Ada juga yang menduga ada benda asing menyerupai UFO dari ruang angkasa. Namun tak sedikit l warga yang beranggapan bahwa itu adalah fenomena alam yang dibuat oleh para jin penunggu laut. Apapun cahaya itu yang jelas menyedot perhatian warga dua kecamatan tersebut.

Salah seorang warga Arifin mengatakan cahaya tersebut cukup aneh. Dan tidak pernah terjadi dalam kurun berpuluh tahun ini. Cahaya yang cukup terang seperti cahaya bulan. Namun tidak tahu pasti sumber cahaya yang menerangi laut malam itu. Cahayanya jika direkam mengguna handy cam terlihat memancar ke langit seperti lampu sorot.

Siangnya, Rabu (2/2) ada informasi yang tidak jelas yang menyatakan jika ada kapal mengalami korsleting di tengah laut. Dan menyatakan jika cahaya itu berasal dari lampu kapal. “Untuk Sumber cahaya tidak ada yang tahu pasti. Saat ini hanya menerka-nerka. Yang jelasnya pada pukul 06.00 WIB pagi pagi cahaya itu masih ada. Menghilang saat matahari terbit,” kata Arifin.

Dugaan bahwa itu berasal dari cahaya kapal untuk sementara bisa dibantah. Sebab jika itu cahaya kapal cahayanya bukan hanya satu tapi akan banyak lampu yang terlihat. Dan juga setelah dibuktikan nelayan pada pagi hari ketika hendak melaut tidak menemukan kapal apapun yang berada di sumber asal cahaya malam itu. Sehingga saat ini tidak tahu pasti apakah asal cahaya tersebut.

“Nelayan sudah mengecek pagi Rabu. Sebab memang ini menjadi pembicaraan hangat warga. Sejauh ini tidak tahu apa asal cahaya itu. Kalau kapal kata para nelayan sangat tidak mungkin,” terangnya.

Sementara itu Danramil Ipuh Kapten. Inf. Ahmad Yudi mengatakan bahwa cahaya yang timbul malam itu sangat aneh. Cahaya jika dilihat dari hasil rekamannya seperti cahaya laser. Bisa dipastikan itu bukan kapal. Namun untuk menduga itu cahaya dari benda asing harus butuh pembuktian. Yang jelas itu bukan lampu kapal, tak mungkin mampu menerangi laut malam itu. “Fenomena ini masih menjadi teka-teki yang menyedot perhatian warga kita,” terang Danramil.(del)

sumber http://harianrakyatbengkulu.com/?p=393

repost : Ditemukan, Danau "Darah" dan Kelabang Raksasa


Warga Kota Pagaralam, Sematera Selatan, Sabtu (4/12), menemukan danau yang permukaan air berwarna merah seperti darah dengan luas enam hektare diperbatasan Provinsi Bengkulu atau sekitar bukit Raje Mandare.

Keberadaan danau ini juga baru dapat dijangkau membutuhkan waktu sekitar dua hari dengan berjalan kaki melewati kawasan hutan dan bukit Rimbacandi, Kelurahan Candi Jaya, Kecamatan Dempo Selatan.

"Kami bersama rombongan sebanya 21 orang termasuk dua para normal melakukan ekspedisi di kawasan Rimbacandi dengan menelusuri tebing, hutan dan perbukitan selama dua hari baru sampai di lokasi danau merah tersebut," kata Asmidi, warga setempat di Pagaralam.

Dikatakannya, letak danau itu di sekitar perbukitan Raje Mandare perbatasan antara Kota Pagaralam dan Kaur, Provinsi Bengkulu yang terkenal dengan banyak tersimpan berbagai peninggalan bersejarah termasuk candi.

Menurut dia, daerah itu memang banyak hal yang aneh bisa ditemukan, bukan hanya ada danau dengan terlihat permukaan air berwarna merah, tapi juga ada lokasi menimbulkan aroma pandan bila malam hari.

"Namun anehnya meskipun dilihat dari permukaan berwarna merah, tapi ketika air diambil menggunakan tangan diangkat ke permukaan justru warnanya seperti biasa bening dan jernih," kata dia.

Ia mengatakan, kemudian di daerah bukit Raje Mandare itu kondisi hutanya juga ada keanehan, untuk membedakan apakah daerah tersebut masih tanah Besemah atau bukan bisa dilihat dari pohon kayu.

"Jadi kalau pohon kayu miring ke arah Pagaralam artinya masih masuk wilayah tanah Besemah, sedangkan kalau masuk daerah Bengkulu ia akan berlawanan arah miringnya," ungkap dia.

Kemudian di daerah itu, semua jenis burung dan hewan hutan yang ada cukup jinak, namun tidak boleh mengeluarkan suara atau berbicara supaya aneka hewan tersebut tidak lari, kata Asmidi.

"Ada hal lain yang kami temukan seperti kelabang raksasa ukuran lebar 30 centimeter dengan panjang 50 cm, burung raksasa dan kerbau yang telinganya ada sarang lebah atau tawon, namun demikian kami tidak tahu apa saja yang tersimpan di daerah bukit Raje Mandare itu," ungkapnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Senibudaya setempat, Syafrudin, mengatakan daerah Rimbacandi memang masih banyak menyimpan misteri hingga kini masih belum dapat terungkap termasuk keberadaan bukit Raje Mandare yang banyak memiliki peninggalan sejarah termasuk aset pariwisata alam.

Pihak pemerintah setempat untuk melakukan penelitian di daerah itu, terkendala masalah keterbatasan dana serta diperlukan tenaga ahli di bidangnya. (luc/Ant)

Editor : Wiedarto
Sumber : Antara
http://jambi.tribunnews.com/2010/12/04/ditemukan-danau-darah-dan-kelabang-raksasa

Rabu, 02 Februari 2011

repost : Bengkulu Miliki Empat Jenis Rafflesia


BENGKULU, KOMPAS.com - Provinsi Bengkulu memiliki empat jenis bunga Rafflesia sejak beberapa tahun terakhir, yaitu Rafflesia Arnoldi, Gadutensis, Haseltii, dan Bengkuluensis.

Peneliti Rafflesia dari Universitas Bengkulu, Agus Susetya, Minggu, mengatakan untuk menemukan satu jenis bunga tersebut memakan waktu hingga bertahun-tahun.

"Peneliti harus menjelajah hutan hingga ke pedalaman dan membutuhkan kesabaran, sebab keberadaannya sulit diketahui," ujarnya.

Ia menjelaskan jenis Rafflesia Bengkuluensis baru ditemukan dalam waktu sekitar 20 tahun.

Rafflesia merupakan sejenis bunga bangkai tanpa batang dan daun serta memiliki ukuran terbesar di dunia.

Keempat jenis tersebut dibedakan berdasarkan corak dan ukuran bunga.

"Dari keempat jenis tersebut Rafflesia Arnoldi merupakan jenis yang terbesar di dunia dengan diameter 70-110 sentimeter," katanya.

Rafflesia Haseltii memiliki ukuran 30-60 sentimeter, Gadutensis sekitar 50 sentimeter, Bengkuluensis merupakan jenis yang paling kecil sekitar 30 sentimeter.

Sementara Rafflesia Haseltii merupakan jenis dengan corak terindah dibandingkan dengan ketiga jenis lainnya.

Ia mengatakan jenis Rafflesia di seluruh dunia mencapai 25 jenis, di antaranya di Sumatra 11 jenis dan di Bengkulu empat jenis.

Bunga itu ditemukan di beberapa tempat di Bengkulu, antara lain di di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), pusat pelatihan gajah (PLG), dan Padang Guci Kabupaten Kaur.

Sumber : http://regional.kompas.com/read/2010/08/15/19315841/Bengkulu.Miliki.Empat.Jenis.Rafflesia

Senin, 31 Januari 2011

Raflesia Arnoldi Mekar

Ekpedisi Jilid 3 : 29 Januari 2011

Sabtu pagi 29 Januari 2011, sekitar pukul 10.00, ketika buka FB, saya di tag beberapa photo terbaru Raflesia Mekar tempat saya dan teman-teman melakukan ekspedisi seminggu yang lalu. Pada pukul 14.00 WIB saya, Nodhy dan 2 orang keponakan saya, Risky dan Nanak memulai ekspedisi jilid 3 ke Hutan Kepahiang.

Cuaca siang itu di kota Bengkulu sangat cerah, tetapi ketika memasuki Kab. Benteng langit berubah mendung, hujan nampaknya bakal turun. Hujan deras pun mengguyur kami ketika kami sudah berada diatas gunung. Sampai dilokasi tepatnya di desa Tebat Monok, kami berteduh sejenak di warung Bapak Samsul Bahri, beliaulah yang menemukan Bunga Raflesia yang sedang mekar sekarang.

Ketika hujan sedikit reda, kami berempat mulai mendaki lokasi tempat Raflesia tumbuh, tanah becek dan licin membuat saya sempat terpeleset, lumayan capek juga dan harus ekstra hati2, karena kita harus mendaki sekitar 40 m lah dari bawah ke atas menuju Raflesia.

Saya sedih ketika melihat salah satu kelopak Raflesia patah, kata Pak Samsul Bahri, patahnya kelopak itu karena ada pengunjung yang jahil. Raflesia yang saya temui ini masih segar dan cantik. Semuanya telah saya abadikan dalam jepretan kamera HP N73 saya.

Hujan semakin deras saja, kami pun basah kuyup. Keponakan saya mulai tidak betah karena beberapa kali kaki mereka di hinggapi Pacet begitu pula Nodhy, tapi alhamdulillah saya aman dari pacet karena saya menggunakan kaos kaki dan sepatu. Kami pun akhirnya turun kembali ke bawah dan langsung pulang kembali ke Bengkulu ditengah guyuran hujan

Ekpedisi basah, begitulah kami menyebutnya, tapi walau basah kuyup kami puas telah melihat langsung dan mengabadikan momen yg luar biasa ini.(Sofian)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Mohon di Klik

Entri Populer