Minggu, 23 Januari 2011

Ternyata Raflesia itu Belum Mekar

Ekspedisi Hutan Jilid 2
Kabar simpang siur tentang mekar sempurnanya bunga Rafflesia di hutan Kepahiang membuat saya dan teman-teman penasaran dan melanjutkan ekspedisi ke hutan Benteng dan Kepahiang jilid 2, di komandoi oleh Prasetyo Janjang akhirnya kami sepakat untuk menjelajah pada hari Sabtu, 22 Januari 2010, pukul 13.00 WIB kita berkumpul di basecamp. Akhirnya saya, Prasetyo Janjang, Nodhi, Yulius Onasis, Nodly Kurniawan dan Icha Syarif pun berangkat.
Beberapa temen di dunia maya telah men-tag beberapa photo knop Raflesia yang tumbuh, dan mengatakan kepada kami bahwasannya bunga Raflesia itu belum mekar dan ada juga yang mengatakan sudah mekar. Sebelum melihat secara langsung kami belum bisa menyimpulkan apa-apa, yah ... resiko sebuah ekspedisi.

Sampai di lokasi kami melihat ada keganjilan pada penulisan nama Raflesia pada papan petunjuk, kami senyum-senyum melihatnya, papan petunjuk di tulis Bunga "Rapresia" yang seharusnya Rafflesia. Kami pun tak banyak berkomentar ketika itu karena kami ingin buru-buru naik ke atas gunung melihat langsung bunga itu.
Setelah mendaki sekitar kurang lebih 40 m, kami menemukan Raflesia yang ternyata memang belum mekar, sedikit kecewa sih, tapi inilah resikonya sebuah ekspedisi, misi harus tetap berlanjut, setelah mengambil beberapa foto kami pun beranjak turun kembali ke bawah karena hujan mulai turun dengan derasnya. Yang menarik dari Raflesia kali ini adalah, tumbuhnya tanaman jahe hutan yang tumbuh berdampingan dengan Raflesia. Jahe hutan ini baru juga berbunga tapi belum mekar semuanya.
Cikal bakal bunga Raflesia tumbuh juga tidak jauh dari Raflesia pertama, Raflesia ini masih kecil dan kelihatannya masih membutuhkan waktu yang lama untuk terus tumbuh besar . Penduduk setempat yang kami tanya tidak bisa memastikan kapan bunga ini akan mekar sempurna, mereka hanya mengira-ngira kemungkinan satu bulan kedepan baru mekar. Ya... mudah-mudahan saja bunga ini bakal mekar nantinya dan kami berharap dapat terus di pantau oleh peduduk setempat agar tidak diganggu oleh tangan-tangan jahil.

Bagi rekan-rekan yang ingin melihat bunga ini bisa langsung mengunjungi lokasinya di Hutan Kepahiang desa Tebat Monok dekat air mancur. Di pinggir jalan juga telah terpasang papan nama untuk memudahkan kita menemukan lokasinya. (Sofian)




2 komentar:

  1. Dear Cik Yan,

    Perdana mengomentari blog mu...

    Sayang sekali, bunganya belum mekar...
    Rasanya sudah 3 minggu yang lalu, tulisan papan merah itu ada di pinggir jalan...
    Awal bulan kami ke curup, tengah bulan ke lahat, dan minggu kmrn kalian datang pun belum tumbuh jugo...

    Mungkin dak yo, pengaruh orang datang bekunjung dan melihat, lalu berfoto dekat dg bakal bunga itu, mempengaruhi proses pertumbuhan/ mekarnyo bungo...

    Yang jelas, seingat amb, dulu dosen amb ngasih tahu, manusio dak boleh dekat2 dg bungo, karno akan cepat lalu dan mati lebih cepat dari seharusnyo.
    Dan amb jugo pernah keno marah, gara2 befoto dekat dg bungo raflesia dg senior2 amb...

    Mudah2an minggu depan bungonyo sudah mekar, karno bisa ngajak tamu kami datang kesano....
    hehehe....

    Nice blog....
    Lanjutkan menulisnyo....

    Sukses CIk Yan...

    regards,
    vivin

    BalasHapus
  2. klo bunga nya dah mekar..
    pengen jg kpn2 liat.
    heee

    slma ni cm bs liat di foto2 aj.

    BalasHapus

Terimakasih sudah membaca artikel ini, mohon komentar anda dan jangan bosan untuk membaca artikel lainnya, tulis nama anda setelah berkomentar, trims.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Mohon di Klik

Entri Populer