Mencintai Bengkulu sepenuh hati dengan segala keanekaragaman seni dan budayanya, ikut andil dalam memajukan wisata Bengkulu -- Perjalanan-perjalanan
Sabtu, 24 April 2010
"Safety Riding" Masuk Kurikulum Sekolah
JAKARTA, KOMPAS.com — Jumlah sepeda motor yang semakin menyemut menyebabkan tingkat kecelakaan juga naik. Di samping itu, mayoritas penggunanya adalah usia muda yang sangat produktif. Tidak hanya itu, kini para siswa mulai dari sekolah menengah tingkat pertama sampai atas—generasi penerus—menggunakan sepeda motor buat ke sekolah dan sebaliknya. Sepeda motor telah dijadikan transportasi oleh semua lapisan masyarakat. Pasalnya, angkutan sekolah dan umum sudah tidak ada lagi.
Bukti pengendara sepeda motor sebagai penyebab kecelakaan terbesar bisa dilihat dari data seperti yang dijelaskan oleh Kepala Subdit Pendidikan Masyarakat Ditlantas Mabes Polri Kartono, kemarin di Jakarta. Menurut Kartono, saat Operasi Ketupat pada 2009 yang dilaksanakan dua pekan di Lampung dan Bandung, terjadi 1.500 kecelakaan. Dari jumlah tersebut, 720 orang meninggal dunia, 60 persen adalah pengendara sepeda motor.
Bertolak dari kondisi tersebut, Kepolisian Republik Indonesia sedang menggodok bahan pengajaran tentang safety riding atau mengendarai motor dengan aman. Menurut Kartono, materi itu akan diserahkan ke Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Juni ini.
"Saat ini bahan pengajaran tersebut tengah digodok pokja (kelompok kerja) kepolisian dan Kemendiknas. Tahun ini, mudah-mudahan sudah bisa dimulai. Juni nanti akan diserahkan ke Kapolri," beber Kartono.
Dia juga menjelaskan, masalah kecelakaan di jalan seharusnya menjadi kepedulian seluruh masyarakat, bukan hanya pihak kepolisian dan produsen sepeda motor. Semua departemen terkait, misalnya Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum, serta semua elemen masyarakat juga peduli dengan masalah ini. “Karena itu, pembelajaran harus dimulai dari dini, masuk ke pelajaran sekolah,” tambah Kartono.
Karena menyangkut disiplin, pelajaran tentang safety riding masuk kurikulum pelajaran yang dimulai dari SD hingga SMA. “Bahkan dari TK sudah kita kenalkan aturan lalu lintas," ungkap Kartono.
Direktur Pemasaran AHM Julius Aslan mengomentari, ”Masalah keamanan berkendara adalah mengubah budaya. Itu bisa dilakukan, tapi membutuhkan waktu dua dekade.”
Karena mengubah budaya orang sekarang secara instan sulit, dia menyarankan agar hal itu diperkenalkan sejak dini. "Hasilnya baru terlihat 20 tahun mendatang," tutupnya.
Sumber : http://otomotif.kompas.com
Percayakan Honda sebagai motor yang safety bagi anda, karena Honda pelopor safety riding di Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mohon di Klik
Entri Populer
-
Assalamu’alaikum wr.wb, Yang terhormat bapak camat kampung melayu kota bengkulu beserta ibu Yang terhormat bapak Lurah Teluk sepang beserta ...
-
INDAHNYA PERSAHABATAN Tiada mutiara sebening cinta.. Tiada sutra sehalus kasih sayang.. Tiada embun sesuci ketulusan hati.. Dan tiada hubung...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Keadaan Penganggur dan Setengah Pengangguran. Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan...
-
TERIMA KASIH UNTUK KAKAK YANG TELAH MENJADI GURU KU Oleh : Mayang Santri TPQ As Sunah Kakak adalah guruku yang tampan Kakak juga guruku yang...
-
PUISI AKHIR TAHUN Senja di Ufuk Barat Telah Sampai Laksana Tirai yang Tersemai Bagai Cerita Sukses Telah Digapai Harapan & Do’a Janganla...
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca artikel ini, mohon komentar anda dan jangan bosan untuk membaca artikel lainnya, tulis nama anda setelah berkomentar, trims.